Sejarah hari Guru
Administrator 30 November 2018 10:40:52 WIB
Piyungan, (Srimulyo Post),- Belum lama ini kita telah memperingati Hari Guru yang jatuh tepat pada tanggal 25 November 2018 (30/11/2018). Pada tanggal ini pula lah, banyak sekolah-sekolah memperingatinya dengan berbagai kegiatan, diantaranya adalah mengisi dengan perlombaan dan upacara bendera. Sejauh ini kita mengenal sosok seorang guru adalah orang yang dengan sabar dan telaten mengajari anak didiknya untuk memahami dan mengerti tentang ilmu pengetahuan. Untuk lebih menambah wawasan, kita perlu mengetahui sejarah singkat kenapa tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru.
Dilansir dari situs cnnindonesia.com, tanggal 25 November ditetapkan sebagai Hari Guru berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 78 tahun 1994. Perayaan pengabdian dan jasa para guru ini diperingati bersamaan dengan hari ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia atau PGRI. PGRI sendiri terbentuk pada 25 November 1945 oleh Rh. Koesnan, Djajeng Soegianto, Amin Singgih, Soetono, Soemidi Adisasmito, Ali Marsaban, dan Abdullah Noerbambang. Namun sebelum akhirnya menjadi persatuan para guru, perkumpulan ini bernama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB). PGHB ini didirikan pada 1912 dan beranggotakan kepala sekolah, guru bantu, guru desa, sampai perangkat sekolah lainnya. Keanggotaan mereka makin berkembang dan makin nasionalis.
Mereka pun memutuskan untuk mengubah nama PGHB menjadi persatuan Guru Indonesia (PGI). Nama ini tak ayal membuat pemerintah Belanda kaget. Pasalnya ada nama Indonesia di dalamnya. Bagi pemerintah Belanda, hal ini dianggap sebagai sebuah ancaman untuk pemerintahan mereka.
Perubahan nama ini dilakukan pada 1932. Perjuangan untuk memerdekakan Indonesia pun makin kuat bersama para guru. Satu per satu jalan makin terbuka. Namun saat zaman pendudukan Jepang, PGI tidak lagi melakukan aktivitas dan organisasi pun dilarang. Setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, membuat PGI menggelar Kongres Guru Indonesia yang pertama kalinya pada 24-25 November 1946 di Surakarta, Jawa Tengah.
Salah satu hasil Kongres adalah untuk menghapuskan perbedaan suku, ras, agama, politik, dan lainnya untuk bergabung menjadi satu Indonesia. Pada 25 November 1945, mereka mensahkan terbentuknya PGRI. Sebagai salah satu bentuk penghormatan pada para guru, pemerintah pun menetapkan hari lahir PGRI sebagai Hari Guru Nasional. (Ilustrasi: Flickr.com, Kontributor: Mita AK)
Komentar atas Sejarah hari Guru
Formulir Penulisan Komentar
RPJMDes Desa Srimulyo
Srimulyo Desa Terbaik Partisipasi PTSL di Yogyakarta
Siaran RRI Narasumber Teknologi Informasi Desa
Download Aplikasi Pelayanan
Kunjungi Kami di Sini
Video Mars Desa Srimulyo
Kalender
Video Profil Desa
Tautan
Statistik Kunjungan
Hari ini | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Kemarin | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Jumlah Pengunjung | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
- PENGUMUMAN KUA KECAMATAN PIYUNGAN
- Pesan Broadcast Puskesmas Piyungan
- Pj. Lurah & Kasi Pemerintahan : Fenomena “Mudik” di Tengah Deraan Virus Corona
- Menyusul Penyemprorotan Disinfektan Mandiri, Warga Ngelosari Bahu Membahu
- FPRB Srimulyo Dampingi Pengiriman Logistik APBN 4 Tenda Gulung
- FPRB Memantau Ada Pergerakan Tanah di Jolosutro Ketika Hujan Lebat
- Carik Srimulyo Nurjayanto, ST. : 6 Kebijakan Kilat Pemdes Hadapi Corona
Website desa ini berbasis Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Combine Resource Institution sejak 2009 dengan merujuk pada Lisensi SID Berdaya. Isi website ini berada di bawah ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0) License
