PKK Desa Srimulyo Berlatih Memainkan Alat Musik Tradisional Kolintang dari Minahasa

05 Juni 2017 10:06:28 WIB

Piyungan, (Srimulyo Post),- Bertempat di Pendopo Joglo Balai Desa Srimulyo (03/06/2017), ibu-ibu PKK dengan semangat belajar berlatih alat musik Kolintang. Mereka dengan seksama memperhatikan instruksi dari guru musik yang memandu. Sebagai pemula yang berlatih memainkan alat music Kolintang, ibu-ibu PKK masih terlihat bingung dan grogi dalam memainkan alat music tersebut. Bagas sebagai guru musiknya pun punya cara tersendiri untuk mengatasi hal tersebut. Mula-mula Bagas memberikan pelajaran teori tentang alat music tradisional Kolintang.Pelajaran teori ini mencakup bagaimana caranya memegang alat music pukulnya atau stick, bagaimana cara memukulnya, bagaimana mengetahui intonasi dan tidak ketinggalan pula mereka diajarkan tentang banyaknya kunci yang harus dipelajari dalam alat musik Kolintang ini.

Dilansir dari website negerikuindonesia.com, alat musik Kolintang ini berasal dari daerah Minahasa Sulawesi Utara. Alat musik ini terbuat dari kayu khusus yang disusun dan dimainkan dengan cara dipukul. Sekilas Kolintang ini hampir sama dengan alat musik Gambang dari Jawa, namun yang membedakan adalah nada yang dihasilkan lebih lengkap dan cara memainkannya sedikit berbeda. Kolintang merupakan salah satu alat musik tradisional yang cukup terkenal di masyarakat Minahasa, dan sering digunakan untuk mengiringi upacara adat, pertunjukan tari, pengiring nyanyian, bahkan pertunjukan musik.

Menurut sejarahnya, alat musik Kolintang sudah ada sejak zaman dahulu dan digunakan masyarakat untuk upacara ritual adat yang berhubungan dengan pemujaan roh leluhur. Sejak masuknya agama Kristen dan Islam di tanah Minahasa, Kolintang tidak lagi difungsikan sebagai pengiring upacara adat, namun lebih difungsikan sebagai pengiring tarian, pengiring lagu, atau pertunjukan musik. Alat musik Kolintang awalnya hanya terdiri dari beberapa potong kayu yang diletakan dan disusun berjejer diatas kedua kaki pemainnya. Kemudian dikembangkan menggunakan alas yang terbuat dari dua batang pisang. Kolintang mulai menggunakan peti resonator sejak Pangeran Diponegoro berada di Minahasa. Konon pada saat itu peralatan Gamelan juga dibawa oleh rombongannya. Sesudah perang dunia ke 2, alat musik Kolintang mulai dikembangkan lagi dari segi nada yang dihasilkan lebih mengarah ke susunan nada musik universal.

Alat musik Kolintang merupakan jenis alat musik tradisional terbuat dari kayu yang dipotong sesuai dengan ukuran dan disusun diatas alas kayu yang berfungsi sebagai resonator. Kayu yang digunakan untuk balok Kolintang biasanya terbuat dari kayu khusus yang agak ringan tapi cukup padat dan serat kayunya tersusun sedemikian rupa membentuk garis-garis sejajar. Kayu yang digunakan biasanya merupakan kayu telur, bandaran, wenang, kakinik dan kayu sejenisnya.

Pada saat ini alat musik Kolintang terbagi menjadi beberapa jenis yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut terlihat dari suara yang dihasilkannya. Jenis alat musik Kolintang terdiri dari 9 jenis, yaitu : loway (bass), cella(cello), karua (tenor 1), karua rua (tenor 2), uner (alto 1), uner rua (alto 2), katelu (ukulele), ina esa (melodi 1), ina rua (melodi 2) dan ina taweng (melodi 3).

Seperti yang dikatakan sebelumnya, cara memainkan alat musik Kolinang adalah dengan cara dipukul menggunakan stick khusus. Agar suara yang dihasilkan terdengar bagus maka di unjung stick biasanya diberi bantalan kain atau karet, seperti halnya alat pukul musik Gamelan. Stick yang digunakan tersebut biasanya terdiri dari tiga stick yang diberi nomor tersendiri.

Stick nomer satu biasnya digunakan di tangan kiri, sedangkan nomer dua dan tiga dipegang di tangan kanan. Khusus untuk stick dua dan tiga biasanya dipasang di sela-sela jari sesuai dengan accord yang dimainkan. Sama halnya dengan alat musik pada umumnya, alat musik Kolintang mempunyai accord sendiri yang dipukul secara bersamaan. Namun untuk jenis Kolintang bass dan melodi biasanya dimainkan tanpa accord, namun disesuaikan dengan nada yang diinginkan sehingga untuk memaikannya hanya butuh dua stick saja.

Pada pertemuan kedua tersebut, ibu-ibu PKK Desa Srimulyo baru ditekankan untuk mempelajari 3 kunci dan memainkan nya sesuai dengan intonasi yang pas.Mereka berlatih secara bergantian dengan ibu-ibu yang lain. Bagas sebagai guru musiknya pun membangun suasana belajar tersebut dengan santai dan ceria. Meskipun ibu-ibu PKK sedang menjalankan ibadah puasa, mereka tetap dengan semangat berlatih alat music tradisional Kolintang.(Sumber foto dan kontributor lapangan : Mita Ayu Kusuma)

 

 

Komentar atas PKK Desa Srimulyo Berlatih Memainkan Alat Musik Tradisional Kolintang dari Minahasa

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
Isikan kode Captcha di atas
 
Kebijakan Privasi

Website desa ini berbasis Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Combine Resource Institution sejak 2009 dengan merujuk pada Lisensi SID Berdaya. Isi website ini berada di bawah ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0) License