Bakat Terpendam Pamong Desa Srimulyo di Ajang Gelar Budaya Desa Srimulyo ( Bagian 1)
19 April 2017 10:46:28 WIB
Piyungan, (Srimulyo Post),- Suksesnya acara Gelar Budaya Desa Srimulyo yang diselenggarakan pada hari Minggu 16 April 2017 kemarin, tidak terlepas dari peran berbagai pihak terutama dari para pamong Desa Srimulyo. Dengan rasa kebersamaan dan kekompakan terselenggaralah acara tersebut dengan persiapan dalam waktu dua minggu. Rangkaian acara ini dimulai dengan dibukanya acara pada siang hari yakni dengan penampilan seni tradisional Jathilan. Dipilihnya seni tradisional Jathilan sebagai pembuka acara karena seni tradisional ini cukup merakyat dan sangat dekat dengan masyarakat daerah Yogyakarta. Para pamong Desa Srimulyo menyuguhkan seni budaya Kethoprak dengan lakon “Kesrimpet Katresnan”. Kesrimpet Katresnan ini menceritakan tentang kisah cintanya Ki Ageng Wanabaya dengan putri raja Kerajaan Mataram yakni putri Pembayun. Tiga peran tokoh sentral dalam lakon kethoprak ini adalah Panembahan Senopati, Ki Ageng Wanabaya dan putri Pembayun. Berperan sebagai Panembahan Senopati adalah Drs.Ismantara, sedangkan peran sebagai putri Pembayun adalah Khalida Tyas Wara, lalu yang berperan sebagai Ki Ageng Wanabaya adalah Supriyanto.
Disadur dari Wikipedia, Ketoprak (bahasa Jawa: kethoprak) adalah sejenis seni pentas drama tradisional yang diyakini berasal dari Surakarta dan berkembang pesat di Yogyakarta, oleh karena itu kesenian ini sering disebut sebagai Ketoprak Mataram. Pada awal mulanya, ketoprak menggunakan iringan lesung (tempat menumbuk padi) yang dipukul secara berirama sebagai pembuka, iringan saat pergantian adegan, dan penutup pertunjukan sehingga terkenal disebut sebagai Ketoprak Lesung. Dalam perkembangannya, Ketoprak kemudian menggunakan iringan gamelan jawa, dan penggarapan cerita maupun iringan yang lebih rumit. Tema cerita dalam sebuah pertunjukan ketoprak bermacam-macam. Biasanya diambil dari cerita legenda atau sejarah Jawa, meski juga ada cerita fiksi. Banyak pula diambil cerita dari atau berseting luar negeri (yang terkenal adalah cerita sampek engtay). Tetapi tema cerita tidak pernah diambil dari repertoar cerita epos (wiracarita): Ramayana dan Mahabharata.
Kethoprak dalam lakon “Kesrimpet Katresnan” ini memiliki arti penting dalam diri para pamong Desa Srimulyo, sebab mereka sebelum nya belum pernah sama sekali berakting dalam sebuah lakon. Potensi dan bakat yang sebenarnya ada dalam diri para pamong dapat terlihat dengan adanya Gelar Budaya ini. Pamong Desa Srimulyo ternyata mampu berseni peran dalam pertunjukan kethoprak.( mita Ayu Kusuma )
Komentar atas Bakat Terpendam Pamong Desa Srimulyo di Ajang Gelar Budaya Desa Srimulyo ( Bagian 1)
Formulir Penulisan Komentar
RPJMDes Desa Srimulyo
Srimulyo Desa Terbaik Partisipasi PTSL di Yogyakarta
Siaran RRI Narasumber Teknologi Informasi Desa
Download Aplikasi Pelayanan
Kunjungi Kami di Sini
Video Mars Desa Srimulyo
Kalender
Video Profil Desa
Tautan
Statistik Kunjungan
Hari ini | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Kemarin | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Jumlah Pengunjung | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
- PENGUMUMAN KUA KECAMATAN PIYUNGAN
- Pesan Broadcast Puskesmas Piyungan
- Pj. Lurah & Kasi Pemerintahan : Fenomena “Mudik” di Tengah Deraan Virus Corona
- Menyusul Penyemprorotan Disinfektan Mandiri, Warga Ngelosari Bahu Membahu
- FPRB Srimulyo Dampingi Pengiriman Logistik APBN 4 Tenda Gulung
- FPRB Memantau Ada Pergerakan Tanah di Jolosutro Ketika Hujan Lebat
- Carik Srimulyo Nurjayanto, ST. : 6 Kebijakan Kilat Pemdes Hadapi Corona
Website desa ini berbasis Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Combine Resource Institution sejak 2009 dengan merujuk pada Lisensi SID Berdaya. Isi website ini berada di bawah ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0) License
